16 Oktober 2008

Panen.....


Indahnya dan senangnya jika panen tidak gagal
hasil jerih payah selama menanam dan merawat menghasilkan padi sesuai yang diinginkannya....
gotong-royong dan saling menolong terjadi dengan sendirinya dan ikhlas......
dan bergantian untuk menikmati, jika panen mereka ganti tiba.
mereka hanya kalah dengan harga, dan tengkulak...
biaya produksi tinggi tapi kadang tidak diimbangi dengan harga yang memadai.....
mereka seperti terserang hama yang ke dua...
mereka orang terpinggirkan......
tapi meraka adalah penopang hidup kita
pelestari alam yang sesungguhnya
masih bisa merawat tanah, sungai dan alam sekitar
menjaga ekosistem
menjaga bumi ini
menjaga peradaban

Konco....


Konco atau teman atau sejawat kantor
semua sama, semua dibentuk karena keterikatan tempat dan kegiatan yang yang dikerjakan di satu lembaga atau instansi yang sama, walaupun bidang pekerjaan masing-masing berbeda...
suka duka berkecamuk jadi satu.......
ada yang datang .... pasti ada yang pergi......
entah purna, pindah ataupun masalah.....
silih berganti menggantikan peranan yang ditinggalkan...
Temperamental yang dibawa juga, mewarnai perjalanan pertemanan...
apakah akan menjadi teman, sejawat, sahabat ataupun malah menjadi musuh
semua tergantung karakter dan sifat masing-masing.. (gawan bayi, ini istilah saya)
tapi teman tetap teman..... selama masih dalam sekantor
seberat dan seringan masalah pekerjaan masing-masing akan saling terkait, dengan kita
semusuh-musuhnya tetap kita saling bertemu......
jadi, buatlah musuh adalah teman dan teman jadikanlah sahabat......
sahabat sejati adalah yang dapat menaklukkan hati sendiri.....
untuk berbagi...
untuk menerima...
untuk jujur....
untuk toleran
untuk membantu
untuk dan untuk...
untuk semua
yang dapat membuat hidup ini terasa hidup bagi orang lain dan diri sendiri

Salam,

Untuk Teman-teman di IKM UGM

15 Oktober 2008

Kaka Adek


Adek kakak atau kaka Adek
Sama Saja.......
inilah Arjunaku,
2 anak laki-laki gagah dan berani (menurutku)
membuat aku bertekuk lutut untuk selalu ingin bertemu dan bercengkerama dengan mereka.
Harapan dan usaha untuk bekal mereka menjadi anak yang Sholeh, beriman, dan pintar selalu mengiringinya......
(Do'aku selalu meyertai)
Anindya Purwandaru Cahya Wicaksana dan Satriya Ardi Cahya Bhuana
keduanya selalu mengisi hari-hariku .......

(Bapak yang selalu Bangga dengan Anaknya)

Kamera: D70
Ir: myinfrared
Lokasi: Stasiun Lempuyangan, Jogjakarta

Telah Kembali......



Berjuang......
Berjuang.....
dan terus berjuang.......Sampai Akhir hayat dikandung badan
maut memang mengintai kapan pun dan setiap saat..... semua tidak bisa menghindar.....
Allohu Akbar

Hari-hari Bulek, Adik Ibu saya (Winanti Astutiningsih) berjuang dengan melawan kanker.
dari kanker getah bening 2 tahun lalu dan dinyatakan sembuh, kemudian melawan kanker payudara dan dinyatakan sembuh....... akhirnya kalah dengan kanker otak.

Betapa semangat hidup dan perjuangannya sangat membanggakan saya, tiada kata mengeluh atapun kendur semangat hidupnya.....
semua dijalani dengan senyum dan optimis
penderitaannya hanya untuk dirinya sendiri.
setiap ditanya bagaimana keadaannya........ pasti dijawab dengan optimis dan tiada rasa mengeluh, semua baik saja dan tidak ada rasa sakit.....
Walaupun keadaan koma, masih saja orang lain diperhatikan....
Semua mengiringi doa untuk kesembuhannya....
tapi takdir tidak dapat dihindarkan...
tgl 8 Oktober 2008 kemarin menghadap Yang Maha Kuasa.
Allohu Akbar

Innalillahi Wa Innalillahi Rodji'un

Semoga Amal Ibadahnya Diterima dan dan dilapangkan jalan ke surga

Amin

Ada sehat, ada kalanya sakit


Ada sehat, ada kalanya sakit juga senang dan susah bagai keping mata uang yang saling menyatu......
Tergantung kita dapat menyikapi bagaimana.... apakah kita dapat berusaha dengan menjaga kesehatan kita dengan pola cara hidup sehat......dan berkemauan keras untuk sehat.

Ayah, kakek dari anakku..... yang sedang gerah ( sakit), berkat pertolongan dokter perawat serta dengan semangat dan doa telah kembali sehat...........

Akung, kami doakan semoga selalu sehat...



Kamera: D200
Lensa : 17-50 F 2,8
Lokasi: Rs Pantirapih, Yogyakarta

14 Oktober 2008

Grafitasi


Teman-teman di S2 MMKO UGM loncat kegirangan menyambut kuliah telah selesai........... dan tinggal penelitian........mereka melepas lelah di pantai Parangtritis.... Salam untuk angkatan 2007


Lokasi: Pantai Parangtritis, Jogjakarta
Kamera: d70
IR: myinfrared

17an



Teringat Puisi KH. Mustofa Bisri (Saya Pengagum Beliau)
dengan judul

Rasanya Baru Kemarin
karya KH. Mustofa Bisri

rasanya baru kemarin
bung karno dan bung hatta
atas nama kita
menyiarkan dengan seksama kemerdekaan kita di hadapan dunia
rasanya gaung pekik merdeka kita
masih memantul-mantul tidak hanya dari mulut-mulut jurkam pdi saja
rasanya baru kemarin
padahal sudah lima puluh tiga tahun lamanya
pelaku-pelaku sejarah yang nista dan yang mulia sudah banyak yang tiada
penerus-penerusnya sudah banyak yang berkuasa
atau berusaha
tokoh-tokoh pujaan maupun cercaan bangsa
taruna-taruna sudah banyak yang jadi petinggi negeri
mahasiswa-mahasiswa yang dulu suka berdemonstrasi sudah banyak yang jadi menteri
rasanya baru kemarin
padahal sudah lebih setengah abad lamanya
negara sudah semakin kuat rakyat sudah semakin terdaulat
pembangunan ekonomi kita sudah sedemikian laju
semakin jauh meninggalkan pembangunan akhlak yang tak kunjung maju
anak-anak kita sudah semakin mekar tubuhnya
bapak-bapak kita sudah semakin besar perutnya
rasanya baru kemarin
padahal sudah lima puluh tiga tahun kita merdeka
kemajuan sudah menyeret dan mengurai
pelukan kasih banyak ibu-bapa dari anak-anak kandung mereka
kemakmuran duniawi sudah menutup mata banyak saudara terhadap saudaranya
daging sudah lebih tinggi harganya dibanding ruh dan jiwa
tanda gambar sudah lebih besar pengaruhnya dari bendera merah putih dan lambang garuda pejuang marsinah sudah berkali-kali kuburnya digali tanpa perkaranya terbongkar
preman-preman sejati sudah berkali-kali diselidiki dan berkas-berkasnya selalu terbakar
rasanya baru kemarin
padahal sudah lebih setengah abad kita merdeka
pahlawan-pahlawan idola bangsa
seperti diponegoro imam bonjol dan sisingamangaraja sudah dikalahkan oleh ksatria baja hitam dan kura-kura ninja
banyak orang pandai sudah semakin linglung
banyak orang bodoh sudah semakin bingung
banyak orang kaya sudah semakin kekurangan
banyak orang miskin sudah semakin kecurangan
rasanya baru kemarin
banyak ulama sudah semakin dekat kepada pejabat
banyak pejabat sudah semakin erat dengan konglomerat
banyak wakil rakyat sudah semakin jauh dari umat
banyak nurani dan akal budi sudah semakin sekarat
( hari ini ingin rasanya aku bertanya kepada mereka semua sudahkah kalian benar-benar merdeka ? )
rasanya baru kemarin
tokoh-tokoh angkatan 45 sudah banyak yang koma
tokoh-tokoh angkatan 66 sudah banyak yang terbenam
rasanya baru kemarin
negeri zamrud katulistiwaku yang manis sudah terbakar habis dilalap krisis demi krisis
mereka
yang kemarin menikmati pembangunan
sudah banyak yang bersembunyi meninggalkan beban
mereka yang kemarin mencuri kekayaan negeri sudah meninggalkan utang
dan lari mencari selamat sendiri
rasanya baru kemarin
padahal sudah lebih setengah abad kita merdeka
mahasiswa-mahasiswa penjaga nurani sudah kembali mendobrak tirani
para oportunis pun mulai bertampilan berebut menjadi pahlawan
politisi-politisi pensiunan sudah bangkit kembali
partai-partai politik sudah bermunculan dalam reinkarnasi
rasanya baru kemarin
tokoh-tokoh orde lama sudah banyak yang mulai menjelma
tokoh-tokoh orde baru sudah banyak yang mulai menyaru
rasanya baru kemarin
pak harto sudah tidak menjadi tuhan lagi
bayang-bayangnya sudah berani persi sendiri
mester habibie sudah memberanikan diri menjadi presiden transisi
bung harmoko sudah tak lagi mengikuti petunjuk dan mendominasi televisi
gus dur muali siap madeg pandita
ustadz amin rais sudah siap jadi sang nata
mbak mega sudah mulai agak lega
mas surjadi sudah mulai jaga-jaga
( hari ini rasanya aku bertanya kepada mereka semua bagaimana rasanya merdeka )
rasanya baru kemarin
padahal sudah lima puluh tiga tahun kita merdeka
para jendral dan pejabat sudah saling mengadili
para reformis dan masyarakat sudah nyaris tak terkendali
mereka kemarin yang dijarah sudah mulai pandai meniru menjarah
mereka yang perlu direformasi sudah mulai fasih meneriakkan reformasi
mereka yang kemarin dipaksa-paksa sudah mulai berani mencoba memaksa
mereka yang kemarin dipojokkan sudah mulai belajar memojokkan
rasanya baru kemarin
orangtuaku sudah lama pergi
bertapa anak-anakku sudah pergi berkelana
kakakku sudah menjadi politikus
aku sendiri sudah menjadi tikus
( hari ini setelah lima puluh tiga tahun kita merdeka ingin rasanya aku mengajak kembali mereka semua yang kucinta untuk mensyukuri lebih dalam lagi rahmat kemerdekaan ini dengan mereformasi dan meretas belenggu tirani diri sendiri bagi merahmati sesama )
rasanya baru kemarin
ternyata sudah lima puluh tiga tahun kita merdeka
( ingin rasanya aku sekali lagi menguak angkasa dengan pekik yang lebih perkasa : merdeka ! )



Semangat perjuangan anak-anak menyambut 17an
Salam Merdeka...


kamera d70
lensa: Tamron. 17-50 F 2,8
IR: myinfrared
Lokasi Jogjakarta, Sanggrahan Umbulhardjo



Apa Kata Mereka....